Kamis, 13 April 2017

Alasan Mengapa Kamu Harus Berkarya




Tidak dapat saya pungkiri bahwa saya sering merasa kesal bahkan marah, ketika melihat teman-teman yang hanya mengisi masa mudanya dengan bermain dan jalan-jalan saja, ditambah lagi yang hanya kebiasaannya bermain gadged, sosial media dan internet. Mereka semua merupakan siswa terpelajar bahkan menduduki bangku kuliah, akan tetapi kenapa pemikirannya tentang sebuah karya seperti tidak pernah terlintas didalam benak mereka. sering kali saya mencoba untuk berbincang-bincang mecoba membuka pemikiran mereka, namun bagi mereka bukanlah hal menarik untuk dibahas. Terlepas dari mereka semua, banyak pula teman-teman muda yang menekuni kesukaan mereka akan berbagai hal, misalnya ada yang suka dengan dunia fashion dan kemudian berbisnis, suka dengan dunia fotografi, ada juga yang mahir dalam bidang programing, menyanyi dan menari. Saya sangat sengan dengan mereka yang berusaha keluar dari zona mereka yang hanya sebagai pelajar, karna berkarya tidak selalu dengan menulis, berpidato atau bahkan dengan membuat roket.
Masa muda bukanlah masa kamu bersantai-santai jalani hidup mengalir kaya air, banyak yang bertanya apa karena uang ? Hingga harus berkarya. Bagi saya berkarya bukan semata karena uang, akan tetapi bagi saya sebagai pemuda kita akan menemukan beberapa hal dengan berkarya:

1.      Menemukan jati diri
Masa muda apabila kamu habiskan dengan berkarya, mecoba hal-hal baru dan menarik hingga kamu menemukan suatu hal yang merut kamu itu sangat bagus, maka dari situ apabila kamu menekuninya dan merasa senang, maka kamu mulai mengenal jati diri kamu sendiri. Jadi merasa beruntunglah kamu yang mengenal jati diri kamu senri karana kamu akan tau kemana arah dari hidupmu atau masa depan mu.
2.      Masa muda yang bahagia
Sibuk berkarya bukan berarti kamu akan kehilangan masa muda kamu loh, justru kamu akan bahagia. Jadi jangan takut jika kamu nantinya tidak punya waktu untuk bermain dengan teman-teman, tidak bisa jalan-jalan, atau mengikuti trend yang ada karena dengan berkarya justru kita akan mendapankan teman yang lebih banyak, yang akan mengapresiasi karya-karya kita. Tidak bisah jalan jalan?, jangan salah, jika karyamu benar-benar bagus , bisa jadi kamu akan keliling dunia dengan karyamu itu, kren kan !!
3.      Mandiri
Pemuda berkarya adalah mereka yang mandiri, mereka mau berusaha mereka punya mimpi, mereka berani. Mereka yang mandiri inilah yang mampu menciptakan sarana bagi kehidupannya sendiri. Muda berkarya dan brpenghasilan adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi pribadi, orang tua maupun orang lain.
4.      Kaya akan pengalaman
Setiap sesuatu yang dikerjakan merupakan sesuatu ayang akan tertanam diotak dan tersimpan menjadi kenangan didalm memori. Segala hal positif melalui berkarya akan menjadikan sesorang mampu berfikir dewas karena pengalaman-pengalaman tersebut yang mengajarkan mereka. Ingat pengalaman tidak dapat dibeli, hanya segalintir orang yang memiliki penagalaman yang mambu merubah hidup mereka.
Masih ragu dan malas-malasan untuk berkarya ? kita muda dan kita kuat, tunjukan jiwa-jiwa muda penuh karya dalam diri anda , berikan perubahan bagi diri anda dan juga orang lain melalu karya-karya hebatmu. Sekian !!!



REVIEW BUKU Humor Politik, Pak Presiden Buatlah Rakyat Stres



 
       A.      IDENTITAS
Judul buku                          : humor politik Pak Presiden, Buatlah Rakyat Stres
Nama penulis                    : Edy sumartono
Penerbit                              : ANDI Yogyakarta
Tanggal diterbitkan           : -
Halaman                              : 136 Halaman

      B.      PENDAHULUAN
Buku yang di tulis oleh Edy sumartono ini merupakan tentang bagaimana potret Indonesia saat ini. Edy sumartono mencoba menjelaskan dan menceritakan pengetahuannya melalui pengalaman kesehariannya di dalam masyarakat. Dengan judul “humor politik pak presiden, buatlah Rakyat stres. Dia mengartikan bahwa kata “presiden” merupakan semua angkatan pemerintahan seperti Lurah, Bupati,  Gubernur, Mentri, DPR, Hakim, Polisi, Jaksa dan lainnya yang mana hampir semua yang diharapkan dari negara tidak terwujud, meskipun terwujud namun tidak maksimal dengan baik. Buku ini adalah meceritakan kisa-kisa yang terjadi didalm masyarakat dalam berbagai pidang atau ruang lingkup kehidupan, serta memberikan kiat untuk mengatasi problema-problema tersebut. Sehinggan setelah membaca buku ini anda diharapkan mampu memahami situasi yang terjadi di dalam masyarakat dan mampu bersikap kritis dengan cerah.


      C.      ISI
Buku terbitan ANDI OFFSET yang dikarang oleh Edy Sumartono ini terdiri dari 14 bab. Setiap babnya memiliki memiliki tema yang berbeda-beda selain itu setiap babnya terdiri dari beberapa sub judul yang menceritakan tentang hal-hal yang berbeda, sehingga sangat menarik untuk dibaca karena tidak menimbulkan kejenuhan atau rasa bosan. Adapun Empat belas bab tersebut sebagai berikut:
1.       RAKYAT                                                                           8. PEREKONOMIAN
2.       BUDAYA DAN GAYA HIDUP                                         9.  NEGARA DAN NASIONALISME
3.       EKOLOGI                                                                        10. POLITIK DAN KEKUASAAN
4.       GENDER                                                                          11. KORUPSI
5.       PELAYANAN UMUM                                                     12. KAMPANYE DAN PEMILU
6.       PLURALITAS                                                                  13. PARLEMEN DAN PARTAI
7.       OLAHRAGA                                                                    14. HUKUM
Adapun uraian singkat dari masing-masing bab akan saya uraikan sebagai berikut;
1.       Rakyat, pada bab ini Edy Sumartono meluangkan pemikirannya tentang kisah-kisah antara petinggi negara atau aparatur negara dengan rakyat indonesia. Disini diulas bahwa antara aparatur negara dengan rakyat memiliki sebuah polemik yang mana aparatur yang seharusnya menjadi tumpuan rakyat, akan tetapi malam membuat rakyat stress.
Kutipan: 1.Sungguh memprihatinkan bila apa yang dipikirkan petinggi tidak pernah nyambung dengankebutuhan rakyat negeri ini (hal 4). 2. Pemimpin semestinya peka kepada yang lemah dan yang kecil dan bukan malah mengeksploitasinya (hal 5).
2.       Budaya dan Gaya Hidup, pada bab ini Edy Sumartono membahas tentang kehidupan Masyarakat indonesia. Disini dijelaskan bahwa kita Masyarakat indonesia melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.
Kutipan: 1. Gaya hidup konsumtif sudah sedemikian rupa merasuki kehidupan negeri ini (hal 12). 2. Walaupun sudah merdeka lebih dari setengah abad, tetapi selera anak negeri masih terjajah (hal 13).
3.       Ekologi, pada bab ini Edy Sumartono menguraikan tentang tindakan tindakan yang Manusia lakukan terhadap alam baik oleh tindkan yang dilakukan rakyat sendiri maupun pemerintah yang mana dapat memberikan dampak buruk demi masa depan negeri ini bahkan dunia.
Kutipan: 1. Demi perut dan kesenangan segelintir orang,negeri ini rela mengorbankan kelestarian alam (hal 22) 2. Ketika sunga masih dipandang sebagai tempat pembuangan atau jamban, jangan harap negeri ini akan sehat dan baik (hal 29).
4.       Gender, pada bab ini Edy Sumartono menjelaskan tentang pola pandang masyarakat Indonesia mengenai perbedaan antara laki-laki dengan Perempuan. Seharusnya perbedaan ini merupakan sebuah kekuatan, akan tetapi malah sering perbedaan gender diperdebatkan dalam berbagai kegiatan didalam masyarakat.
Kutipan : 1. Tanpa pakaian, laki-laki dan perempuan adalah sama. Tidak dibeda-bedakan meurut struktur (hal 33). 2. Didalam angkutan umm perempuan sangat rentan untuk dilecehkan (hal 38)
5.       Pelayanan umum, pada bab ini Edy Sumartono mengulas tentang huru hara atau simpang siur antara Rakyat dengan segala pelayanan umum yang ada di negeri ini.
Kutipan: 1. Informasi yang lengkap tentang jasa yang diberikan oleh angkutan umum belum menjadi perkara yang penting bagi operator angkutan di negeri ini (hal 45). 2. Pasien selalu menjadi pihak yang lemah bila berhadapan dengan pihak medis (hal 49).
6.       Pluralitas, pada bab ini Edy Sumartono mengakaji tentang masyarakat indonesia yang belum mampu memahami dan mejalani akan sebuah perbedaan yang ada.
Kutipan: 1. Pendidikan dan pemahaman multikultur harus menjadi bagian dari kehidupan kita (hal 52). 2. Pluralitas kuliner,kekayaan budaya yang hampir punah gara-gara hidup kita yang condong seragam (hal 58).
7.       Olahraga, pada bab ini Edy Sumartono menjelaskan tentang lika liku dunia sepak bola indonesia.
Kutipan: 1. Dalam dunia olahraga di negeri ini, yang hidupnya enak adalah pembina dan pengurusnya, bukan pelatih dan pemain (hal 62). 2. Ada pribahasa yang mengatakan habis manis sepah dibuang, demikianlah negeri ini memaknai para mantan atletnya (hal 68).
8.       Perekonomian, pada bab ini Edy Sumartono membahas tentang sumber daya negeri ini yang pemerintah dan masayarakat itu sendiri sama sama belem becus dalam mengatasinya.
Kutipan: 1. Dari dulu sampai sekarang kelemahan elit politik kita adalah tidak becus mengolah ekonomi dan kegemarannya, utang (hal 75). 2. Yang tersisah bagi rakyat tinggal remah remah dari kekayaan negeri ini (hal 71).
9.       Negara dan nasionalisme, pada bab ini Edy Sumartono membahas tentang negara dan nasionalisme masyarakat indonesia.
Kutipan: 1. Dinegeri ini negara sering megurusi hal yan bukan urusannya, sedangkan yang merupakan urusannya malah tidak diurusi (hal 80). 2. Bila rakyat sudah masa bodoh terhadap negerinya sendiri,pertanda senjakal sebuah negeri sudah dimulai (hal 83).
10.   Politik dan kekuasaan, pada bab ini Edy Sumartono mencoba memaparkan tentang betapa semua orang bermain politik sekan kekuasaan merupakan hal yang sangat diagungkan hingga berbagai cara dilakukan, meski itu salah.
Kutipan: 1. Politik sudah kehilangan hati nurani sehingga yang ada hanya keingina untuk berkuasa, apapun caranya (hal 89). 2. Warisan yang paling menggiurkan dari orde baru adalah pendekatan kekuasaan (hal 94).
11.   Korupsi, pada bab ini Edy Sumartono menjelaskan tentang betapa korupsi menjadi suatu hal yang lumrah bagi siapapun dinegeri ini.
Kutipan: 1. Negeri ini mengakui korupsi sebagai budaya, itulah sebabnya korupsi tidak pernah ada ahirnya (hal 98). 2. Apapun lembaganya, semua dipakai untuk berkorupsi (hal 100).
12.   Kampanye dan pemilu, pada bab ini Edy Sumartono memaparkan tentang tindakan para politisi yang hanya manis ketika akan terjadi pemilu , namun itu hanya janji semata.
Kutipan: 1. Kampanye hanyalah janji janji manis yang jauh panggang dari asap (hal 106). 2. Rakyat harus punya cara cerdas untuk menghindari penipuan dan dagan pilitik dari politisi negeri ini (108).
13.   Parlemen dan partainya, pada bab ini Edy Sumartono menceritakan tentang para aparatur negara yang tidak emban dan mulai lupa akan tugas tugasnya.
Kutipan: 1. Supaya kelihatan sexi dipandang orang luar negeri, para politisi sering lupa mengurusi masalah rakyat sendiri (hal 121). 2. Badut badut politik lebih banyak daripada badut benaran (hal 122).
14.   Hukum, pada bab ini Edy Sumartono menjelaskan tentang segelintir masalah yang sering ditemukan dalam dunia hukum dinegeri ini.
Kutipan: 1. Yang kaya itulah yang menang, “ demikian salah kredo hukum kita” (hal 131). 2. Birokrasi hukum lamban, akhirnya keadilan berlari meningkalkan rakyat (hal 132 .)
D.      PENUTUP
Dari hasil review buku ini dapat disimpulkan bahwa kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di negeri ini adalah tangguang jawab kita sebagai warga negara indonesia. Baik aparatur negara maupun Rakyat biasa. Cerita –cerita dari peristiwa tersebut adalah hal yang nyata yang terjadi didalan negeri ini bukan sebuah piktif akan tetapi itulah yang sering kita lihat dan alami didalam kehidupan kita.
E.       SARAN
Saran saya setelah membaca buku ini adalah agar lebih memberikan contoh peristiwa-peristiwa yang lebih luas, agar kaya akan pengetahuan selain itu untuk lebih meyakinkan pembaca, data data atau cerita tersebut diberikan bukti yang menunjukan bahwa cerita tersebut benar dan bukan karangan semata.