Selasa, 01 November 2016

Pulau BUNGIN Sumbawa, pulau TERPADAT didunia

                                                                      PULAU BUNGIN-SUMBAWA dimata Dunia

Pulau ini berada di teluk Alas Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang masuk dalam wilayah Indonesia bagian tengah. Pulau Bungin terletak 70 kilometer dari arah barat dari kota Sumbawa Besar, ibu kota Kabupaten Sumbawa. Untuk mendatangi Bungin, di pelabuhan lama Labuhan Alas tersedia perahu motor yang di sana disebut Jonson. Kapal ini menggunakan mesin 8 PK. Penyeberangan berjarak 3 mil ke Bungin memakan waktu 10 menit. Kepadatan pulau ini bisa dirasakan begitu menyusuri jalan-jalan gang beton rabat yang lebarnya sekitar 1,25 meter.
Demikian pula jarak antar rumah-rumah penduduknya yang berbentuk rumah panggung khas orang suku Bajo Sulawesi seperti di Pulau Sumbawa. Nyaris tidak ada lahan kosong yang luas kecuali halaman dua buah Sekolah Dasar (SD) di depan masjid dan depan kantor desa.
Luas pulau Bungin mencapai 1,6 kilometer persegi pada tahun 2014. Luasnya kian bertambah setiap tahun, seiring dengan kian banyaknya penduduk yang melangsungkan pernikahan.
Pasalnya, di pulau karang berbentuk bulat ini berlaku tradisi, setiap ada yang menikah, maka si lelaki diwajibkan menyusun batu-batu karang untuk digunakan sebagai pondasi rumahnya bersama sang isteri dan keturunannya kelak. Menurut Sensus Penduduk 2010, pulau ini dihuni 3.025 jiwa.
Semua penduduk boleh membangun rumah tanpa ada batasan. Luasnya bukan dijatah. Tapi berdasarkan kemampuan masing-masing. Sebab mereka harus mengumpulkan batu karang mati dari tengah laut. Berapa banyak batu karang yang harus dikumpulkan apabila luas lahannya 100 meter persegi dan ketinggian tumpukannya sekitar 2 meter.
Karena keunikan meluasnya pulau seiring dengan pertambahan rumah penduduk, Bungin menjadi salah satu obyek wisata untuk kabupaten Sumbawa. Setiap Minggu pulau ini dikunjungi wisatawan mancanegara.

Uniknya hewan yang hidup di pulau ini memakan semua sampah kertas yang di buang oleh masyarakat. Dapat dibayangkan betapa tidak adanya lahan bagi tumbuhan utuk tumbuhan di pulau ini. 
Adanya keunikan dari hewan hewan ini menjadi salah satu nilai unik yang menarik wisatawan untuk mengunjungi pulau TERPADAT di dunia satu ini.