Kamis, 22 Desember 2016

BEASISWA DATAPRINT PERIODE 2016

                                          


                             



Siapa yang tidak mengetahui Beasiswa yang satu ini, yang kini telah memasuki usia keenam tahun. Beasiswa yang diberikan kepada pelajar dan mahasiswa yang hingga saat ini lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya.

Tahun 2016 ini, DataPrint kembali membuka peluang kepada para pelajar dan mahasiswa dengan kapasitas sebanyak 500 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Beasiswa yang diberikan diharapkan dapat meringankan biaya pendoidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi.
Jadi segera daftarkan diri kamu, !!!! KLIK :   http://beasiswadataprint.com/formulir/

INFO PENTING
Pendaftaran Periode 1 : 26 januari – 20 juni 2016
Pengumuman                   : 28 JUNI 2016

Pendaftaran periode 2  : 1juli – 25 desember 2016
Pengumuman                   : 5 januari 2017

Informasi peraturen KLIK : http://beasiswadataprint.com/peraturan/
Informasi essay     KLIK  : http://beasiswadataprint.com/tema-essay/

Bagi kamu Pelajar atau Mahasiswa, Ayooo!! Segare Daftarkan diri kamu untuk memenangkan Beasiswa DataPrint Periode 2016 Ini. Good Luck !!!
 

Selasa, 01 November 2016

Pulau BUNGIN Sumbawa, pulau TERPADAT didunia

                                                                      PULAU BUNGIN-SUMBAWA dimata Dunia

Pulau ini berada di teluk Alas Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang masuk dalam wilayah Indonesia bagian tengah. Pulau Bungin terletak 70 kilometer dari arah barat dari kota Sumbawa Besar, ibu kota Kabupaten Sumbawa. Untuk mendatangi Bungin, di pelabuhan lama Labuhan Alas tersedia perahu motor yang di sana disebut Jonson. Kapal ini menggunakan mesin 8 PK. Penyeberangan berjarak 3 mil ke Bungin memakan waktu 10 menit. Kepadatan pulau ini bisa dirasakan begitu menyusuri jalan-jalan gang beton rabat yang lebarnya sekitar 1,25 meter.
Demikian pula jarak antar rumah-rumah penduduknya yang berbentuk rumah panggung khas orang suku Bajo Sulawesi seperti di Pulau Sumbawa. Nyaris tidak ada lahan kosong yang luas kecuali halaman dua buah Sekolah Dasar (SD) di depan masjid dan depan kantor desa.
Luas pulau Bungin mencapai 1,6 kilometer persegi pada tahun 2014. Luasnya kian bertambah setiap tahun, seiring dengan kian banyaknya penduduk yang melangsungkan pernikahan.
Pasalnya, di pulau karang berbentuk bulat ini berlaku tradisi, setiap ada yang menikah, maka si lelaki diwajibkan menyusun batu-batu karang untuk digunakan sebagai pondasi rumahnya bersama sang isteri dan keturunannya kelak. Menurut Sensus Penduduk 2010, pulau ini dihuni 3.025 jiwa.
Semua penduduk boleh membangun rumah tanpa ada batasan. Luasnya bukan dijatah. Tapi berdasarkan kemampuan masing-masing. Sebab mereka harus mengumpulkan batu karang mati dari tengah laut. Berapa banyak batu karang yang harus dikumpulkan apabila luas lahannya 100 meter persegi dan ketinggian tumpukannya sekitar 2 meter.
Karena keunikan meluasnya pulau seiring dengan pertambahan rumah penduduk, Bungin menjadi salah satu obyek wisata untuk kabupaten Sumbawa. Setiap Minggu pulau ini dikunjungi wisatawan mancanegara.

Uniknya hewan yang hidup di pulau ini memakan semua sampah kertas yang di buang oleh masyarakat. Dapat dibayangkan betapa tidak adanya lahan bagi tumbuhan utuk tumbuhan di pulau ini. 
Adanya keunikan dari hewan hewan ini menjadi salah satu nilai unik yang menarik wisatawan untuk mengunjungi pulau TERPADAT di dunia satu ini.

Minggu, 30 Oktober 2016

Lombok punya cerite ''PUTRI MANDALIKA""

                                                                             PUTRI MANDALIKA


         Pada abad dan zaman yang tidak di ketahui pasti dalam sejarah menurut cerita, dahulu kala terdapat sebuah kerajaan di pantai selatan pulau Lombok yang bernama sekar muning dan rajanya bernama raden panji kusuma yang mempunyai seorang putri bernama putri mandalika.seorang putri yang di lahirkan dari keluarga kerajaan memiliki kecantikan dan amat elok parasnya itu sudah terlihat dari kecil hingga ia tumbuh dewasa.sang putri terlihat menawan,matanya yang jelita seperti bintang timur,garis-garis wajahnya ayu,rambutnya bagaikan mayang terurai.sang putri tidak hanya memiliki kecantikan wajah,tetapi ia juga memiliki kecantikan batin, sifat-sifatnya yang baik,sopan,tutur bahasanya lembut dan ramah terhadap semua orang sehingga itulah yang membuat sang putri menjadi kebanggaan di mata rakyatnya.

        kecantikan putri mandalika mampu memikat semua pemuda di seluruh belahan bumi Lombok mabuk cinta,pemuda-pemuda berlomba untuk mendapatkan cinta sang putri tersohor itu dengan melamarnya sehingga sang putri tidak mampu berbuat banyak saat pemuda-pemuda yang berdatangan ratusan orang dari seluruh kerajaan di pulau lombok ingin meminangnya.
        Setelah sekian lamanya sang putri terjebak dalam sebuah pilihan yang berat,akhirnya sang putri yang tidak ingin membuat perdebatan  dan permusuhan di antara pemuda karena dirinya itu memutuskan untuk mengundang semua pemuda yang ingin meminangnya dan tidak terlupakan juga rakyat-rakyat yang selalu mengagung-agungkan namanya itu.semua undangan di suruh berkumpul di pantai kute.waktunya mereka berkumpul di tentukan sendiri oleh sang putri,yakni tepatnya pada pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang di seluruh penjuru bumi Lombok.hingga tiba waktunya itu para tamu undangan hadir ribuan orang mulai dari anak-anak sampai kakek-kakek separuh baya dan para pemuda hadir berdatangan memenuhi pesisir pantai kuta untuk menyaksikanentukan sang putri menentukan sendiri siapa pilihan hatinya.

        waktupun berlalu dengan diam,menanti kedatangan sang putri dengan sabar dan setia hingga seperti janjinya itu,sang putri datang dengan iringan-iringan perajurit yang selalu setia mengawalnya,tepatnya ketika langit mulai menjatuhkan selubung merahnya di ufuk timur,sang putri berjalan perlahan-lahan mendekati para tamu undangan dengan kawalan prajurit yang mengelilinginya.akhirnya semua tamu undagan merasa terkejut dan lega ketika melihat sang putri datang membawa obat dahaga mereka dari pesona kecantikannya dengan memakai gaun yang indah terbuat dari kain sutera yang sangat halus menutupi tubuhnya yang memikat semua orang seperti bidadari yang turun dari langit sangkarnya.

         Dan sampai pada saatnya sang puteri naik dan berdiri di atas bukit “seger, yang terletak tidak terlalu jauh dari pantai kute.di atas bukit itu  sang puteri memandangi semua undangannya termasuk rakyatnya.dengan hati setengah puas sang puteri kemudian berpidato singkat kepada semua orang yang hadir di tempat itu,isi pidatonya sangat jelas dan padat “tidak lain seperti impiannya sang puteri hanya ingin melihat ketentraman tumbuh di atas bumi  pulau lombok antara sesama manusia,sehingga sang puteri mengajak seluruh masyrakat di pulau Lombok untuk menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan yang menjadi tombak dalam kehidupan di muka bumi tanpa adanya perselisihan dan perpecahan antara yang dapat mengotori keharmonisan ketentraman hidup di dunia ini.maka itulah sebabnya sang puteri menerima semua lamaran karena sang puteri ingin memberikan semua perhatiannya dan cintanya kepada semua orang.karena ia sangat yakin apabila ia menerima satu atau sebagian lamaran maka akan terjadi perselisihan hingga terjadi pertumpahan darah di pulau Lombok,tanah kelahiran yang sangat ia cintai.

         sementara mendengar perkataan sang puteri para pemuda yang melamarnya itu mulai bingung dan bertanya-tanya dalam benak mereka.di saat yang bersamaan para tamu undangan yang sangat kebingungan menafsirkan perkataan yang samar itu,hingga tidak pernah di duga sebelumnya tiba-tiba sang puteri mandalika yang berdiri di atas bukit dan di lindungi oleh kawalan perajuri,menjatuhkan dirinya ke laut yang gelap gulita tanpa adanya sinar yang terang di tempat itu,dalam hitungan sekejap sang puteri mandalika yang memiliki banyak harapan di mata rakyatnya itu hanyut di telan ombak di pantai kute.semua pemuda yang ingin meminangnya termasuk rakyatnya yang berada di tempat itu  bergegas ikut menjatuhkan diri mereka ke laut untuk menyelamatkan sang putri.pada saat mereka sampai di laut ,sang puteri mandalika hilang bagai di telan bumi.Tidak ada tanda-tanda sang puteri di tempat itu lagi.

       Pada saat mereka berlama-lama bersama kebingungan dan kehawatiran akan sang puteri,tiba-tiba muncullah binatang kecil yang jumlahnya sangat banyak.binatang itu berbentuk cacing panjang.dan masyarakt di sana menganggap bahwa binatang tersebut adalah jelmaan sang puteri.sehingga binatang tersebut di beri nama nyale, dan sampai saat ini binatang tersebut masih hidup dan menjadi pemburuan masyarakat di pulau Lombok yang menjadi tradisi setiap tahunnya dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian dan cinta dari sang puteri yang sangat tersohor di seluruh pulau Lombok.bintang tersebut di kenal sebagi nyale, pada awalnya hanya terdapat di sekitar pesisir garis pantai kute,tetapi sekarang binatang itu dapat kita temukan di hampir semua pantai di pulau Lombok.

      “Ada banyak kisah yang telah di tinggalkan oleh orang-orang terdahulu di masa silamnya yang menjadi harta warisan yang sangat berharga di antara harta-harta yang lain untuk manusia masa kini dan masa depan.karena kita harus percaya tanpa adanya kata awal maka kita tidak akan pernah dapat menemukan inti dari kata akhir,seperti halnya kita percaya pada tuhan kita sendiri yang telah menciptakan kita dengaan kekuatan yang tidak pernah terjelma sedikitpun oleh kekuatan yang lain.mengerti dengan sepenuhnya bahwa banyak kisah,cerita dan pengalaman orang-orang terdahulu yang hidup di masa silamnya yang hendaknya menjadi penuntun langkah untuk orang-orang dalam pikiran masa depan. sesungguhnya orang-orang masa silam selalu bersama orang-orang masa depan yang gemilang meski mereka tidak pernah di persatukan dalam kaca waktu. 

Ready on youtube 
https://youtu.be/agWr7jSxXPg

Rabu, 12 Oktober 2016

LITERATURE THEORIES



LITERATURE THEORY
1.Formalism
Formalism is etymologically derived from the word forma (Latin), meaning shape or form. In the science of literature, theoretical formalism is used to analyze works of literature that promotes forms of literature which include pronunciation techniques –that is  Ritma, rhyme, aquistik / sounds, alliteration, assonance, etc., the words formal (formal words) and not the content as well free from outside elements such as history, biography, cultural context, etc. so that literature can stand alone (autonomous) as a science and free from the influence of other sciences. Formalist theory aims to determine the alignment elements contained in the literary work so as to establish the unity of form and content by examining the elements of literature, poetics, association, opposition, etc.
2.Structuralism
Etymologically, formalism means manifestation or objects while in the science literature, formalism theory is a theory which examines the literature by emphasizing the shape of the isiya literary works and does not relate to elements of history, biography, cultural context and sebagaiya. Form of literary works analyzed like, words pegucapan formal and techniques, covering Ritma, rhyme, aquistik, alliteration, assonance.
This structural approach looking at and understanding the literature in terms of the structure of literature itself. Literary work is seen as something autonomous, stand-alone, independent of the author, the reality and the reader (Teeuw, 1984).
In application of this approach to understand the literary works in close reading. Or examine regardless of the author and hubunga with reality. Analysis focused on the intrinsic elements sastrra work. In this case each element is analyzed in conjunction with other elements.
- The concept of formalism is also considered important a wide range of languages, character For formalists, the distinction becomes very important because each variety (the use of) the language it has and provide context / purpose, function, value, and its laws itself.
-The Concept of formalism others also explains that the shape is something complete, concrete or tangible, dynamic, and stand-alone.
-The Concept is the idea of a further formalism techniques relating to the form, Form using artistic techniques will create an impression on the reader. In addition to the artistic needs, where the technique was needed to make the object you want described.
-Selanjutnya, Formalism concept assumes that the plot is the position of the structure.
3.Semiotics
In accordance with the understanding of semiotics, semiotic approach is the approach that sees literature as a sign system. As the science of signs, semiotics is systematically studying the signs and symbols, emblems systems and processes perlambangannya bfungsi sign is the production of meaning. (Luxemburg, 1984).
Semiotics is a common science disciplines that examines the symbolism of the system in every area of life. He not only summarizes the language system, but also summarize the painting, engraving, photography although staging of drama or puppet image.
A sign is something that represents something else that can be experiences, thoughts, feelings, ideas and others. So, which can be a sign language is not only just, but the things that surround this life - although it must be admitted that the language is a sign system that is the most complete and perfect. The signs may include limb movement, the movement of the eyes, mouth, writing, colors, flags, shapes and pieces of houses, clothes, works of art: literature, painting, sculpture, film, dance, music and others which are in about our lives.
4.Fermenism
Feminism approach in the study of literature is often known by the name of feminist literary criticism. Feminism approach the study of literature is one that is based on the view of feminism who want justice in have a look at the existence of women, both as a writer and in literature (Djananegara, 2000: 15).
Feminist goal is balance, gender interrelation. In a broader sense, is the feminist movement of women to reject everything that marginalized, subordinated and demeaned by the dominant culture, both in the political and economic and social life in general.
5.Mimemis
Mimetic approach is the approach in reviewing the literature in the form of understanding the relationship of literature to reality or reality. The word is derived from the word mimesis mimetic (Greek) which means imitation. In this approach a literary work is regarded as natural or artificial life (Abrams, 1981). To be able to apply them in the study of literature, it takes the data associated with the reality outside literature. Usually in the form of background or source penciptaa literary works will be studied. For example novel 1920s were much talked about "marrying" force. Then the required resources and culture in the form of background sources of creation.
6.Exprissive
Expressive approach is the approach in reviewing the literature focusing on the writer as the creator of a literary work. This approach views literature as a literary expression, as the outpouring of feeling or emotion in mind and writers, or as a product of the imagination of writers who worked with perceptions, thoughts or feelings. Because they were, for applying this approach in the study of literature, it takes a number of data relating to self-writers, such as when and where he was born, literary education, religion, social culture background , also the opinion of social group.
7.Objective by New criticms America
Objective approach is an approach that focuses attention to the literary work itself. This approach views the literary work as a structure that is autonomous and independent of its relationship with reality, pengarangm and readers. This approach is also referred to by Welek & Waren (1990) as an intrinsic approach because the study focused on the intrinsic elements of a literary work that is deemed to have unanimity, coherence, and truth itself.
The new criticism is formalist movement in literary theory which dominated American literary criticism in the middle decades of the 20th century. This emphasizes the close reading, especially poetry, to discover how a literary work serves as objectionable aesthetic self-referential self. The movement derives its name from John Crowe Ransom's 1941 book New Criticism. Works of English scholars [Richards]], especially the Practical Criticism and the Meaning of Meaning, which offers what is claimed empirical scientific approach, which is essential for the development of New Critical methodology. [1] Also influential is TS Eliot's critical essays, such as "Tradition and the Individual Talent" and "Hamlet and His Problems", in which Eliot developed the idea of "correlative destination". Eliot evaluative judgments, such as the condemnation of Milton and Shelley, she likes to be called metaphysical poet and his insistence that poetry should be impersonal, strongly influence the formation of New Critical canon.History

It was felt, especially by creative writers and the literary critics outside the academy, that particular aesthetic experience of poetry and literary language is lost in the bustle of foreign knowledge and emotional effusions. Heather DuBrow noted that the prevailing focus of literary scholarship is the "study of ethical values ​​and philosophical issues through literature, history of literature searches, and ... political criticism". Literature approachable and literary scholarship does not focus on text analysis.

The new criticism believes the structure and meaning of the text are closely connected and should not be analyzed separately. In order to bring the focus back to the study of literary text analysis, they aim to exclude the response of the reader, the author's intention, historical and cultural context, and moralistic bias from their analysis. The objectives outlined in this Ransom



In 1946, William K. Wimsatt and Monroe Beardsley publishes classic and controversial New Critical essay entitled "The Intentional Fallacy", in which they argued strongly against the relevance of the author's intent, or "intended meaning" in the analysis of literary works. To Wimsatt and Beardsley, the words on the page all the essential; imports from outside the meaning of the text is considered irrelevant and potentially distracting.

In another essay, "The Affective Fallacy," which serves as a sort of sister essay on "The Intentional Fallacy" Wimsatt and Beardsley also discounts / personal emotional reaction of readers to literature as a legitimate means to analyze the text. This mistake will then be rejected by the theory of reader-response school of literary theory. Ironically, one of the leading theorists of this school, Stanley Fish, who was himself trained by the New Critics. Fish criticize Wimsatt and Beardsley in his essay "Literature in the Reader" (1970). [6]

Hey-day of the New Criticism in high schools and colleges and universities are decades of the Cold War between 1950 and the mid-seventies, no doubt because it offers a relatively easy approach and politically controversial for teaching literature. Brooks and Warren Understanding Poetry and Understanding Fiction well become a staple during this era.

Learning a piece of prose or poetry in the style of New Critical required liver, demanding control of the part itself. Formal elements such as rhyme, meter, setting, characterization, and plot is used to identify the theme of the text. In addition to the theme, New Criticism also looking paradox, ambiguity, irony, and tension to help build the best and most integrated single interpretation of the text.
8.pragmatic based affective
Pragmatic approach is the approach that sees literature as a means to convey to the reader a particular purpose. In this case the destination can be a political objective, educational, moral, religious, or other purpose. In practice, this approach tends to judge a literary work by its success in achieving certain goals for pembacannya (Pradopo, 1994).
In practice, this approach to assess and understand the literature by function to provide education (teaching) morals, religion, and other social functions. Increasing number of such values ​​contained in literature eat the higher the value of the literary work for pembacannya.
Pragmatic affective is speech that has an influence or effect on the person who heard the speech. (The act of affective someone).
Example; last week my family there was a need that can not be abandoned. The expected effect is so opposed to the speaker's speech forgiving.