A.
IDENTITAS
Judul buku :
humor politik Pak Presiden, Buatlah Rakyat Stres
Nama penulis :
Edy sumartono
Penerbit :
ANDI Yogyakarta
Tanggal diterbitkan : -
Halaman :
136 Halaman
B. PENDAHULUAN
Buku yang di tulis oleh Edy sumartono ini
merupakan tentang bagaimana potret Indonesia saat ini. Edy sumartono mencoba
menjelaskan dan menceritakan pengetahuannya melalui pengalaman kesehariannya di
dalam masyarakat. Dengan judul “humor politik pak presiden, buatlah Rakyat
stres. Dia mengartikan bahwa kata “presiden” merupakan semua angkatan
pemerintahan seperti Lurah, Bupati,
Gubernur, Mentri, DPR, Hakim, Polisi, Jaksa dan lainnya yang mana hampir
semua yang diharapkan dari negara tidak terwujud, meskipun terwujud namun tidak
maksimal dengan baik. Buku ini adalah meceritakan kisa-kisa yang terjadi didalm
masyarakat dalam berbagai pidang atau ruang lingkup kehidupan, serta memberikan
kiat untuk mengatasi problema-problema tersebut. Sehinggan setelah membaca buku
ini anda diharapkan mampu memahami situasi yang terjadi di dalam masyarakat dan
mampu bersikap kritis dengan cerah.
C. ISI
Buku terbitan ANDI OFFSET yang dikarang oleh Edy
Sumartono ini terdiri dari 14 bab. Setiap babnya memiliki memiliki tema yang
berbeda-beda selain itu setiap babnya terdiri dari beberapa sub judul yang
menceritakan tentang hal-hal yang berbeda, sehingga sangat menarik untuk dibaca
karena tidak menimbulkan kejenuhan atau rasa bosan. Adapun Empat belas bab
tersebut sebagai berikut:
1.
RAKYAT 8.
PEREKONOMIAN
2.
BUDAYA
DAN GAYA HIDUP 9. NEGARA DAN NASIONALISME
3.
EKOLOGI 10.
POLITIK DAN KEKUASAAN
4.
GENDER 11.
KORUPSI
5.
PELAYANAN
UMUM 12.
KAMPANYE DAN PEMILU
6.
PLURALITAS 13.
PARLEMEN DAN PARTAI
7.
OLAHRAGA 14.
HUKUM
Adapun uraian singkat dari masing-masing bab akan saya uraikan sebagai berikut;
1.
Rakyat, pada bab ini Edy Sumartono meluangkan
pemikirannya tentang kisah-kisah antara petinggi negara atau aparatur negara
dengan rakyat indonesia. Disini diulas bahwa antara aparatur negara dengan
rakyat memiliki sebuah polemik yang mana aparatur yang seharusnya menjadi
tumpuan rakyat, akan tetapi malam membuat rakyat stress.
Kutipan: 1.Sungguh
memprihatinkan bila apa yang dipikirkan petinggi tidak pernah nyambung
dengankebutuhan rakyat negeri ini (hal 4). 2. Pemimpin semestinya peka kepada
yang lemah dan yang kecil dan bukan malah mengeksploitasinya (hal 5).
2.
Budaya dan Gaya Hidup, pada bab ini Edy Sumartono membahas
tentang kehidupan Masyarakat indonesia. Disini dijelaskan bahwa kita Masyarakat
indonesia melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.
Kutipan: 1. Gaya
hidup konsumtif sudah sedemikian rupa merasuki kehidupan negeri ini (hal 12).
2. Walaupun sudah merdeka lebih dari setengah abad, tetapi selera anak negeri
masih terjajah (hal 13).
3.
Ekologi, pada bab ini Edy Sumartono menguraikan tentang
tindakan tindakan yang Manusia lakukan terhadap alam baik oleh tindkan yang
dilakukan rakyat sendiri maupun pemerintah yang mana dapat memberikan dampak
buruk demi masa depan negeri ini bahkan dunia.
Kutipan: 1. Demi
perut dan kesenangan segelintir orang,negeri ini rela mengorbankan kelestarian
alam (hal 22) 2. Ketika sunga masih
dipandang sebagai tempat pembuangan atau jamban, jangan harap negeri ini akan
sehat dan baik (hal 29).
4.
Gender, pada bab ini Edy Sumartono menjelaskan tentang
pola pandang masyarakat Indonesia mengenai perbedaan antara laki-laki dengan
Perempuan. Seharusnya perbedaan ini merupakan sebuah kekuatan, akan tetapi
malah sering perbedaan gender diperdebatkan dalam berbagai kegiatan didalam
masyarakat.
Kutipan : 1. Tanpa
pakaian, laki-laki dan perempuan adalah sama. Tidak dibeda-bedakan meurut
struktur (hal 33). 2. Didalam angkutan umm perempuan sangat rentan untuk
dilecehkan (hal 38)
5.
Pelayanan umum, pada bab ini Edy Sumartono mengulas tentang huru
hara atau simpang siur antara Rakyat dengan segala pelayanan umum yang ada di
negeri ini.
Kutipan: 1. Informasi
yang lengkap tentang jasa yang diberikan oleh angkutan umum belum menjadi
perkara yang penting bagi operator angkutan di negeri ini (hal 45). 2. Pasien
selalu menjadi pihak yang lemah bila berhadapan dengan pihak medis (hal 49).
6.
Pluralitas, pada bab ini Edy Sumartono mengakaji tentang
masyarakat indonesia yang belum mampu memahami dan mejalani akan sebuah
perbedaan yang ada.
Kutipan: 1. Pendidikan
dan pemahaman multikultur harus menjadi bagian dari kehidupan kita (hal 52). 2.
Pluralitas kuliner,kekayaan budaya yang hampir punah gara-gara hidup kita yang
condong seragam (hal 58).
7.
Olahraga, pada bab ini Edy Sumartono menjelaskan tentang
lika liku dunia sepak bola indonesia.
Kutipan: 1. Dalam
dunia olahraga di negeri ini, yang hidupnya enak adalah pembina dan
pengurusnya, bukan pelatih dan pemain (hal 62). 2. Ada pribahasa yang
mengatakan habis manis sepah dibuang, demikianlah negeri ini memaknai para
mantan atletnya (hal 68).
8.
Perekonomian, pada bab ini Edy Sumartono membahas tentang sumber
daya negeri ini yang pemerintah dan masayarakat itu sendiri sama sama belem
becus dalam mengatasinya.
Kutipan: 1. Dari
dulu sampai sekarang kelemahan elit politik kita adalah tidak becus mengolah
ekonomi dan kegemarannya, utang (hal 75). 2. Yang tersisah bagi rakyat tinggal
remah remah dari kekayaan negeri ini (hal 71).
9. Negara
dan nasionalisme, pada
bab ini Edy Sumartono membahas tentang negara dan nasionalisme masyarakat
indonesia.
Kutipan: 1. Dinegeri
ini negara sering megurusi hal yan bukan urusannya, sedangkan yang merupakan
urusannya malah tidak diurusi (hal 80). 2. Bila rakyat sudah masa bodoh
terhadap negerinya sendiri,pertanda senjakal sebuah negeri sudah dimulai (hal
83).
10.
Politik dan kekuasaan, pada bab ini Edy Sumartono mencoba
memaparkan tentang betapa semua orang bermain politik sekan kekuasaan merupakan
hal yang sangat diagungkan hingga berbagai cara dilakukan, meski itu salah.
Kutipan: 1. Politik
sudah kehilangan hati nurani sehingga yang ada hanya keingina untuk berkuasa,
apapun caranya (hal 89). 2. Warisan yang paling menggiurkan dari orde baru
adalah pendekatan kekuasaan (hal 94).
11.
Korupsi, pada bab ini Edy Sumartono menjelaskan tentang
betapa korupsi menjadi suatu hal yang lumrah bagi siapapun dinegeri ini.
Kutipan: 1. Negeri
ini mengakui korupsi sebagai budaya, itulah sebabnya korupsi tidak pernah ada
ahirnya (hal 98). 2. Apapun lembaganya, semua dipakai untuk berkorupsi (hal
100).
12.
Kampanye dan pemilu, pada bab ini Edy Sumartono memaparkan
tentang tindakan para politisi yang hanya manis ketika akan terjadi pemilu ,
namun itu hanya janji semata.
Kutipan: 1. Kampanye
hanyalah janji janji manis yang jauh panggang dari asap (hal 106). 2. Rakyat
harus punya cara cerdas untuk menghindari penipuan dan dagan pilitik dari
politisi negeri ini (108).
13.
Parlemen dan partainya, pada bab ini Edy Sumartono menceritakan
tentang para aparatur negara yang tidak emban dan mulai lupa akan tugas
tugasnya.
Kutipan: 1. Supaya
kelihatan sexi dipandang orang luar negeri, para politisi sering lupa mengurusi
masalah rakyat sendiri (hal 121). 2. Badut badut politik lebih banyak daripada
badut benaran (hal 122).
14.
Hukum, pada bab ini Edy Sumartono menjelaskan tentang
segelintir masalah yang sering ditemukan dalam dunia hukum dinegeri ini.
Kutipan: 1.
Yang kaya itulah yang menang, “ demikian salah kredo hukum kita” (hal 131). 2. Birokrasi
hukum lamban, akhirnya keadilan berlari meningkalkan rakyat (hal 132 .)
D. PENUTUP
Dari hasil review buku ini dapat disimpulkan
bahwa kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di negeri ini adalah
tangguang jawab kita sebagai warga negara indonesia. Baik aparatur negara
maupun Rakyat biasa. Cerita –cerita dari peristiwa tersebut adalah hal yang
nyata yang terjadi didalan negeri ini bukan sebuah piktif akan tetapi itulah
yang sering kita lihat dan alami didalam kehidupan kita.
E. SARAN
Saran saya setelah membaca buku ini adalah agar
lebih memberikan contoh peristiwa-peristiwa yang lebih luas, agar kaya akan
pengetahuan selain itu untuk lebih meyakinkan pembaca, data data atau cerita
tersebut diberikan bukti yang menunjukan bahwa cerita tersebut benar dan bukan
karangan semata.